Sabtu, 11 Juli 2015

Relawan AFJ di malam hari

Malam-malam berlalu, relawan AFJ secara sukarela membagi waktunya untuk kucing-kucing yang kurang beruntung yang tidak memiliki rumah untuk berteduh atau majikan yang mengisi perut. Para relawan membagi waktu untuk memberi makan kucing-kucing di pasar Bringharjo, Yogyakarta. Kegiatan ini sudah berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.
Hal tersebut kami lakukan karen ibu di pasar yang biasa memberi makan telah pergi (pergi karena digusur atau karena hal lain) sebenarnya ada beberapa konflik yang tidak enak jika saya uraikan di sini. AFJ dan ibu tersebut sudah lama saling mengenal, sebelum dia pergi beberapa kucing yang di pasar sudah disteril dan dibiayai oleh AFJ. Karena khawatir kucing-kucing tersebut pasca kepergian si Ibu maka para relawan bergantian memberi makan di malam karena sudah sepi pengunjung dan relawan bisa mendata atau menangkap kucing yang belum disteril(dikebiri). Tidak sampai disitu, sebenarnya AFJ juga ingin mencarikan adopter untuk kucing-kucing tersebut agar kehidupan mereka lebih baik, karena beberapa kondisi kucing di sana cukup menghkawatirkan. Ada kucing yang sesak nafas, lumpuh, skabies, dan sakit. Kucing tersebut dirawat sementara di rumah singgah AFJ sampai menemukan orang yang mau mengadopsi dan menyayangi mereka seperti keluarga. Teman-teman yang peduli dengan satwa juga bisa turut membantu sebagai tim feeding, ikut memberi makan kucing pasar atau mengadopsi kucing, atau mencarikan adopter.

Jumat, 10 Juli 2015

Rindu, kucing kecil kakinya patah

with Inanima L and 4 others.
Rindu pertama kali kutemukan tak sengaja di dekat masjid lokasi kkn ku. Awalnya kupikir Rindu cuma keseleo, karena tidak ada bekas darah di badannya. Tetapi jeritannya saperti menahan
sakit sekali, akhirnya karena tidak tega dan setelah konsultasi dgn Lolita dan mbak Nana Rindu kubawa pulang. Untunglah Lolita bersedia
merawat sementara sampai Rindu sembuh. Malam pertama dirawat ternyata Rindu kencing campur
darah. Karena khawatir ada luka dalam akhirnya mbak Ari saran untuk ronsen si Rindu. Setelah
dironsen ternyata kaki rindu patah. Dokter menyarankan untuk tidak perlu digips karena sembuh sendiri tapi lokasi patahan antar tulangnya lumayan jauh dan mbak Ari menyarankan lebih baik kakinya digips. Bersama dr. Maya dan mbak Ari kaki kanan belakang Rindu
yg patah akhirnya digips. Terima kasih banyak untuk Re, Fandi yang selalu bersedia nganterin
Rindu ke rumah mbak Ari, Lolita dan Re yg bersedia merawat, mbak Ari, dr.Maya, dan saran dari mbak Yana dan mbak ina. Rindu sekarang
sedang mencari adopter yg mau menyayanginya seperti keluarga.