Minggu, 23 Mei 2021

Opini : Nasib Blangkas/ Mimi Untuk Pengobatan Medis

 "Every man, woman, and child and domestic animal on this planet that uses medical services is connected to the horseshoe crab"

sumber foto : https://blogs.unimelb.edu.au

Jadi April tahun 2019 ada peneliti dari IUCN datang ke Telunas beach resort, di tempat saya bekerja waktu itu untuk mengecek status Horse crab atau blankas kata orang Indonesia, apakah satwa ini masuk kategori endangered, vulnerable atau critical endengered. Saya baru tau juga ternyata orang ambil darahnya yang berwarna biru untuk obat, kupikir ini praktik kejam pengobatan alternatif ternyata ini sebuah industri besar legal yang pada tahun 2012 ada sekitar 610.000 horseshoe crab untuk diambil darahnya. Darah yang diambil dari satu ekor adalah sekitar 30% dari total darahnya di dalam tubuh, setelah darahnya diambil lalu blangkas tersebut dikembalikan ke laut. 

Tidak serta merta juga praktek ini sustainable atau berkelanjutan karena pada kenyataannya sebelum proses darahnya disedot, mereka diambil dari laut pake trawl atau jaring pukat, disimpan di kontainer berjam-jam, lalu memasukkan jarum ke membran yang tembus ke jantung, dimasukkan ke kontainer lagi, lalu dikembalikan ke laut. Diprediksi ada 29% blankas yang mati setelah proses itu dan resiko bisnis medical ini bukan hanya terhadap mati hidupnya mereka di alam tetapi peneliti juga menemukan bahwa kegiatan mengambil darah itu menggangu proses mencari pasangan dan bereproduksi hewan tersebut.

Tapi ya...apa sih yang gak dieksploitasi sama manusia, coba bayangkan seandainya Alien datang ke bumi ambil 610.000 manusia tanpa ada persetujuan, lalu mereka ambil darah kita demi pengobatan kaum mereka Alien, setelah darah manusia diambil trus di kembalikan ke bumi. Jadi gak ada tuh kompensasi dikasih vitamin, susu atau vitamin seperti PMI.

https://www.popularmechanics.com/science/health/a26038/the-blood-of-the-crab/

Pelihara Berang-berang Tidak Selucu yang Kalian Pikirkan




 Saya suka khawatir dengan akun-akun di media sosial seperti di instagram yg menggemborkan kelucuan peliharaan berang-berang sebagai peliharaan. Manusia selalu mencoba mendomestifikasikan hewan-hewan liar, contohnya pelihara berang-berang tidak selucu yg ada di instagram. Kalian harus cari informasi sebelum memutuskan pelihara satwa karena itu butuh komitmen besar dan bukan sekedar latah untuk pelihara. Saya juga melihat banyak tren tren org Rusia yg pelihara kucing besar seperti harimau, bob cat, cheeta dll. Tren ini bisa menimbulkan penggelapan satwa liar yang harusnya berada di alamnya tapi malah harus hidup di rumah dan tidak bisa mengekspresikan perilaku alaminya. Please stop latah atau sekedar ikut-ikut dan jangan egois ingin memiliki semuanya.


https://news.mongabay.com/2019/05/otter-cafes-and-cute-pets-craze-fuel-illegal-trafficking-in-japan-and-indonesia/amp/?__twitter_impression=true

BERAPA LAMA PLASTIK TERURAI? DAMPAKNYA UNTUK LINGKUNGAN



Jadi beberapa hari yang lalu saya melakukan penelitian kecil kecilan, saya menggali tanah di belakang rumah dan menemukan beberapa sample plastik makanan ringan, saya ingat betul ini makanan ringan waktu saya SD dulu. Salah satu bungkus sudah expire 11 tahun lalu,  kemungkinan sampah itu sudah dibuang 4 atau lima tahun sebelum expire dengan kata lain sampah itu sudah 14 tahun yang lalu tertimbun dan tidak terurai sama sekali, hanya warnanya yang memudar. Plastik membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai itupun menjadi partikel lebih kecil atau "#microplastick ". Bayangkan sampah ini jika berakhir di laut, ratusan tahun akan mengotori laut dan kemungkinan  besar termakan oleh satwa liar. Peneliti megatakan bahwa LEBIH DARI 90% BURUNG LAUT DITEMUKAN PLASTIK DALAM PERUTNYA ". mereka menganggap sampah sampah itu seperti telur ikan. 


Jadi tolong bijaksana ketika memutuskan membeli atau memakai plastik sekali pakai,  tolak jika tidak diperlukan dan tolong jangan buang sampah sembarangan apalagi untuk teman teman saya yang tinggal di pulau jangan sampai sampah tercemar ke laut


https://www.theguardian.com/environment/2015/sep/01/up-to-90-of-seabirds-have-plastic-in-their-guts-study-finds

Kamis, 20 Mei 2021

46% plastik di laut berasal dari jaring ikan

 

Tahukah kamu apa hubungannya mengkonsumsi ikan laut dengan kerusakan lingkungan?

Diperkirakan delapan juta ton sampah plastik berakhir ke laut setiap tahun dan total jumlah sampah itu 46% nya berasal dari jaring ikan. Selain merusak laut, juga tidak sehat lagi untuk dikonsumsi. Penelitian terbaru menemukan bahwa lebih dari seperempat ikan sekarang mengandung plastik, termasuk yang kita konsumsi sebagai makanan laut.

Plastik kini terbukti menyerap polutan yang mengandung bahan kimia seperti bisphenol A (BPA), Ps oligomer, polychlorinated biphenyls (PCBs), bahkan DDT. Racun ini dilepaskan baik di laut maupun di hewan laut yang mengkonsumsinya. Mereka diketahui menyebabkan masalah hati, gangguan hormonal, masalah sistem kekebalan, dan masalah perkembangan masa kanak-kanak.


Sumber:

https://www.triplepundit.com/story/2018/our-plastic-problem-plastics-marine-life-and-beyond/11841

https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2017/feb/14/sea-to-plate-plastic-got-into-fish